Assalamu'alaikum Wr.Wb

Hamba Sejati; Tak mengharap kecuali pada Rabbnya; tak mengkhawatirkan kecuali dosanya. - Ali Bin Abi Thalib-

Minggu, 05 Agustus 2012

KEPERGIANMU

Pagi hari, Di keramaian pasar Adi seperti biasa menjual buku-buku bekas. Selain menjadi seorang pedagang buku Adi juga menjadi seorang penulis cerpen yang terkadang karyanya dimuat dikoran-koran harian pagi. Dia bukan lah seorang yang kaya dan beruang, melainkan seseorang yang hidupnya sangat sederhana. Ia tinggal bersama Ibunya dan seorang Adik perempuan yang masih sekolah. Sudah hampir satu jam berada di pasar tapi belum ada seorang pembeli yang membeli, tapi Adi tetep bersabar dan tetap semngat bekerja demi Ibu dan seorang adiknya. Beberapa saat kemudian, seorang gadis menghampirinya sambil melihat-lihat buku tersebut “Bang, ada buku matematika kelas xii ngga?” tanya gadis itu. “oh, ada neng. Silahkan dipilih!” “makasih bang, saya beli yang ini aja. Berapa harganya?” “20 ribu saja neng” “ini bang uangnya. Terima kasih ya bang” “iya sama-sama” Gadis tersebut meninggalkan Adi, Setelah dia pergi ternyata dompet sang gadis terjatuh diatas buku-buku dagangan adi. Kemudian Adi membuka dompeet tersebut dan membaca kartu identitasnya, atas nama ADINDA MAHARANI. Alamat komp. Mawar harum Blok D. Setelah menjual dagangannya, Adi berniat untuk mengembalikan dompet beserta isinya kepada gadis si pemilik dompet . Setelah sekian jam mencari akhirnya ketemu dengan alamat seperti yang terdapat dikartu identitas. “assalamu’alaikum” ucap Adi “Wa’alaikum salam. “ jawab seorang gadis “apa benar ini rumah Adinda Maharani,? Tanya adi “iya mas, mas yang penjual buku dipasar itukan? Ada keperluan apa mas kesini?” “ begini mba, tadi saya menemukan dompet mba diatas buku-buku saya, dan saya berniat untuk mengembalikannnya kepada mba” jelas Adi “oh iya mas tadi dompet saya memang terjatuh, untungnya mas menemukannnya. Masuk dulu mas, kita ngobrol-ngobrol dan minum sebentar” “ makasih mba, saya harus buru-buru sebab sudah ditunggu ibu dan adik saya dirumah.” Hari selanjutnya Adinda, yang biasa dipanggil Dinda selalu datang kepasar an mngobrol dengan Adi. Lama kelamaan akhirnya timbullah rasa suka diantara mereka dan kemudian mereka mengutarakan perasaan mereka. Karena terdapat kecocokan diantara mereka. Akhirnya mereka pun pacaran. Sebenarnya Adi malu dan merasa minder berpacaran dengan Dinda seorang gadis kaya, sedangkan dirinya hanya seorang pedagang buku loakkan modalnya milik orang lain , ia hanya mendapat keuntungan beberapa dari hasil penjualan tersebut. Lama-kelamaan orang tua adinda mengetahui kalau putri kesayangannya menjalin hubungan dengan pemuda miskin yang tak terpandang. Adinda kini dilarang keluar rumah oleh orang tuanya, orangtuanya tak ingin anaknya berhubungan dengan pria miskin itu. Bahkan sampai suatu hari, orang tua dinda menyuruh supirnya untuk menemui pemuda yang bernama Adi, dan sang supir memberi peringatan kepada Adi untuk tidak menemui Dinda, anak putri majikannya. Walaupun mereka sudah diberi peringatan oleh orang tuanya dinda, mereka tetap saja bertemu dan mempertahankan cinta mereka. Suatu hari, ketika mereka sedang makan siang berdua, tiba-tiba orang tua Dinda melihatnya. Sang ayah pun menghampiri mereka berdua. Setelah itu sang ayah menampar adi di depan umum. Kemudian mengajak dinda pergi. Akhirnya mereka berpisah untuk beberapa bulan, Adi tak mendapat kabar tentang Dinda, Dinda pun demikian. Kemudian Adi bertekat untuk mendatangi rumah Dinda, sampai Di rumah dinda adi diusir oleh ibunya Dinda. Bahkan Dicaci maki. Adi pun pulang, Tak lama kemudian Dinda menyusulnya secara diam-diam tanpa sepengetahuan ibunya. Mereka pun membicarakan masalah hubungan mereka. Adi memutuskan untuk berpisah dan meninggalkan dinda. Disaat Adi ingin pergi, tiba-tiba dinda mengeluarkan darah dari hidung dan jatuh pingsan. Adi pun kaget dan langsung segera membawa Dinda kerumah sakit Sesaat sampai dirumah sakit, Dokter memeriksa Dinda dan Adi berusaha menghubungi ibunya Dinda. 30 menit kemudian… Orangtua Dinda tiba dirumah sakit dan langsung mengusir Adi agar menjauhi anaknya dan tidak mendekatinya lagi. Namun Adi tidak beranjak pergi dari situ. Orang tua Dinda pun tidak tinggal Diam begitu saja, mereka segera memanggil satpam agar mengusir Adi. Disaat Adi pergi dari rumah sakit, Dinda pun sadarkan diri. Dan terus memanggil-manggil nama Adi. Akhirnya orang tua Dinda masuk, dan menemui Dinda. Kemudian sang ibu menjelaskan kepada dinda kalau Adi sudah pergi dan meninggalkannya. Dinda pun tak kuasa menangis atas kepergian Adi. Keesokan harinya, seorang dokter memberi tahu kepada orang tua dinda, kalau umur Dinda tidak lama lagi. Sebab kanker otak yang dideritanya semakin parah. Mendengar hal tersebut orangtua Dinda pun menangis dan tak mengingikan anaknya pergi. Disaat orangtua Dinda sedang menemui dokter, tiba-tiba Adi masuk ke kamar Dinda, dan saat itu Dinda sedang menulis di sebuah kertas. Dan langsung menyembunyikannya dari Adi. Adi pun menghampiri Dinda, dan menanyakan keadaannya “Din, bagaimna keadaanmu saat ini? Aku khawatir . aku takut terjadi apa-apa padamu.” “aku tidak apa-apa. Kamu tak usah khwatir dengan keadaanku. Lebih baik kamu pergi dan tidak mendekatiku kembali!!!!” “Mengapa kau mengusirku dari sini? Aku ingin mempertahankan cinta kita kembali” “untuk apa lagi kamu mempertahankan cinta ini, bukankah kamu yang menginginkan kita berpisah” ujar dinda “Bukan maksudku untuk berpisah dengan mu, aku seperti ini karena orang tua mu tidak merestui hubungan kita karena aku tak sederajat dengan mu. Baiklah kalau memang itu yang kau inginkan. Aku akan pergi dari kehidupan mu saat ini tapi izinkanlah aku menemuimu kembali ketika aku sudah menjadi orang besar. Dan aku akan berusah agar aku sederajat denganmu.” Jelas Adi Beberapa tahun kemudian, Adi pun menjadi orang sukses. Dan ia ingin membayar janji-janjinya kepada Dinda , untuk menjadikan dinda sebagai pendamping hidupnya. Adi pun bertekat mendatangi rumah Dinda, sesampainya dirumah dinda. Adi bertemu dengan orang tua Dinda. Orang tua Dinda pun kaget melihat Adi menjadi sukses, Adi diperkenankan masuk. Mereka berbincang-bincang, Adi menjelaskan maksud kedatangannya untuk melamar Adinda Maharani. Orang tua Dinda pun kaget. Dan menceritakan kepergian dinda kepada Adi. “ Di, sebenarnya Dinda sudah bersama malaikat yang selalu menjaganya. Ia telah bahagia disana. Sejak setahun lalu, Ia meninggalkan kita semua akibat kanker otak yang menyerangnya” jelas ibu Dinda Adi pun tidak percaya begitu saja, orang tua dinda akhirnya mengantarkan Adi ketempat dinda dimakamkan. Sesampai dipemakaman Adi menangis di depan makam dinda. Sang Ibu menghampirinya dan memberikan sepucuk surat yang setahun lalu yang dititipkan oleh Dinda. Adi pun membaca suratnya…….
Dear Mas Adi “Tersenyumlah saat kau mengingatku, karna saat itu aku sangat merindukanmu…. Dan menangislah saat kau merindukanku karna saat itu aku tak berada di smpingmu untuk selamnya. Tetapi pejamkanlah ata indahmu itu, Karena saat itu aku akan merasa didekatmu karena aku telah berada dihatimu untuk selamanya.” Mas jangan sedih ya aku berharap kita bertemu di syurgaNya Allah. Salam Manis, (Adinda Maharani)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar